Human Papillomavirus (HPV) merupakan penyebab kanker serviks. Virus
mematikan ini bisa menyebar lewat kulit dan memicu pertumbuhan sel
kanker saat terjadi kontak seksual.
Ada golongan lelaki yang beresiko tinggi dan mempunyai potensi untuk mempermudah timbulnya kanker leher rahim pada perempuan. Pada perempuan sendiri, ada beberapa golongan yang rentan terhadap penyakit ini. Pertama, perempuan yang melakukan hubungan seksual/kawin pada usia muda (sebelum 20 tahun). Kedua, perempuan yang mempunyai banyak pasangan seksual. Ketiga, perempuan yang tidak merawat kebersihan alat kelaminnya. Dan keempat, perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan lelaki yang istri atau pasangan seksualnya menderita kanker leher rahim.
Uniknya, kanker leher rahim ini sebenarnya tidak menular dan bukan penyakit turunan. Seorang laki-laki tidak akan menderita kanker di alat kelaminnya setelah melakukan hubungan seksual dengan perempuan penderita kanker leher rahim. Yang ditularkan sebenarnya hanyalah infeksinya, yaitu human papilloma virus.
Perkembangan Kanker Leher Rahim
Oleh suatu sebab yang tidak jelas, maka sel-sel pada leher rahim mengalami perubahan-perubahan menjadi sel kanker. Dan, terdapat keadaan-keadaan tertentu pada perempuan yang akan mempermudah terjadinya perubahan-perubahan tersebut. Perubahan menjadi kanker tidak terjadi secara eksplosip, melainkan bertahap.
Mula-mula terjadi perubahan yang disebut tahap pra kanker (disebut pula kanker leher rahim stadium dini). Tahap pra kanker ini terdiri dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan kanker stadium 0. Setelah itu akan meningkat menjadi kanker invasif, yang terdiri dari stadium I, II, III, dan IV, tergantung dari luasnya penyebaran kanker.
Perubahan dari displasia ringan sampai mencapai kanker stadium 0 memerlukan waktu lima tahun. Dari displasia sedang tiga tahun dan dari displasia berat satu tahun. Untuk menjadi kanker invasif memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu antara tiga hingga 20 tahun. Kalau sudah invasif, maka untuk meluas dan menyebar ia memerlukan waktu yang singkat. Contohnya, dari stadium I sampai meninggal hanya memerlukan waktu kurang dari lima tahun.
Namun tidak semua displasia berubah menjadi kanker. Sekitar 30 hingga 35 persen kanker stadium dini akan menetap atau berkurang tingkatannya, bahkan dapat hilang sama sekali.
Gejala yang timbul pada tingkat pra kanker (displasia dan kanker stadium 0), sering tidak menimbulkan gejala sama sekali, kecuali keluhan oleh infeksi sebagai penyebabnya, misalnya keputihan. Jika gejala timbul biasanya karena kanker sudah tumbuh. Keluhan yang disampaikan penderitanya biasanya, perdarahan sesudah senggama atau keputihan, nyeri panggul, gangguan buang air besar, gangguan buang air kecil, berat badan menurun, dan lemah atau kurang darah akibat perdarahan. Jika sudah timbul gejala seperti ini, itu artinya kanker sudah lanjut.
Ada golongan lelaki yang beresiko tinggi dan mempunyai potensi untuk mempermudah timbulnya kanker leher rahim pada perempuan. Pada perempuan sendiri, ada beberapa golongan yang rentan terhadap penyakit ini. Pertama, perempuan yang melakukan hubungan seksual/kawin pada usia muda (sebelum 20 tahun). Kedua, perempuan yang mempunyai banyak pasangan seksual. Ketiga, perempuan yang tidak merawat kebersihan alat kelaminnya. Dan keempat, perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan lelaki yang istri atau pasangan seksualnya menderita kanker leher rahim.
Uniknya, kanker leher rahim ini sebenarnya tidak menular dan bukan penyakit turunan. Seorang laki-laki tidak akan menderita kanker di alat kelaminnya setelah melakukan hubungan seksual dengan perempuan penderita kanker leher rahim. Yang ditularkan sebenarnya hanyalah infeksinya, yaitu human papilloma virus.
Perkembangan Kanker Leher Rahim
Oleh suatu sebab yang tidak jelas, maka sel-sel pada leher rahim mengalami perubahan-perubahan menjadi sel kanker. Dan, terdapat keadaan-keadaan tertentu pada perempuan yang akan mempermudah terjadinya perubahan-perubahan tersebut. Perubahan menjadi kanker tidak terjadi secara eksplosip, melainkan bertahap.
Mula-mula terjadi perubahan yang disebut tahap pra kanker (disebut pula kanker leher rahim stadium dini). Tahap pra kanker ini terdiri dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan kanker stadium 0. Setelah itu akan meningkat menjadi kanker invasif, yang terdiri dari stadium I, II, III, dan IV, tergantung dari luasnya penyebaran kanker.
Perubahan dari displasia ringan sampai mencapai kanker stadium 0 memerlukan waktu lima tahun. Dari displasia sedang tiga tahun dan dari displasia berat satu tahun. Untuk menjadi kanker invasif memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu antara tiga hingga 20 tahun. Kalau sudah invasif, maka untuk meluas dan menyebar ia memerlukan waktu yang singkat. Contohnya, dari stadium I sampai meninggal hanya memerlukan waktu kurang dari lima tahun.
Namun tidak semua displasia berubah menjadi kanker. Sekitar 30 hingga 35 persen kanker stadium dini akan menetap atau berkurang tingkatannya, bahkan dapat hilang sama sekali.
Gejala yang timbul pada tingkat pra kanker (displasia dan kanker stadium 0), sering tidak menimbulkan gejala sama sekali, kecuali keluhan oleh infeksi sebagai penyebabnya, misalnya keputihan. Jika gejala timbul biasanya karena kanker sudah tumbuh. Keluhan yang disampaikan penderitanya biasanya, perdarahan sesudah senggama atau keputihan, nyeri panggul, gangguan buang air besar, gangguan buang air kecil, berat badan menurun, dan lemah atau kurang darah akibat perdarahan. Jika sudah timbul gejala seperti ini, itu artinya kanker sudah lanjut.
Paula Hillard, MD, Kepala Divisi Gynecologic Specialties at the Stanford
University School of Medicine mengatakan, papsmear dan vaksin merupakan
tindakan pencegahan yang cukup efektif saat ini. Vaksin sebaiknya
dilakukan sebelum usia 26 tahun.
Semua wanita harus waspada terhadap ancaman penyakit ini. Berdasar
studi, hampir semua wanita di dunia berisiko mengalaminya. Membekali
diri dengan pengetahuan tentang HPV menjadi penting, seperti dikutip
dari laman Shine.
1. Meski sulit diobati, kanker serviks bisa dicegah. Itulah mengapa
kampanye pencegahan dini terhadap penyakit ini terus bergaung. Fakta
menunjukkan, mayoritas pasien kanker serviks tak pernah melakukan
tindakan pencegahan seperti vaksin atau papsmear.
2. Tak ada larangan untuk melakukan vaksin saat usia sudah lebih 26
tahun. Namun sebaiknya, vaksin dilakukan sebelum menikah atau sebelum
melakukan hubungan seksual. Bagi mereka yang sudah menikah, papsmear
atau pemeriksaan ke dokter dengan metode IVA (Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat) bisa menjadi pilihan pencegahan.
Kanker leher rahim memang tak memunculkan gejala awal yang menonjol.
Selain vaksi dan papsmear, pencegahan juga bisa dilakukan dengan
memperbaiki gaya hidup tak sehat, menghindari hubungan seksual dengan
banyak pasangan, atau hubungan seks usia muda.
3. Studi lanjutan menunjukkan bahwa HPV tidak hanya menyebabkan
terjadinya kanker serviks. HPV juga berhubungan dengan kanker vulva,
kanker vagina, kanker organ kelamin pria, dan kanker anus.
4. Ada 40 jenis HPV yang dapat menginfeksi tubuh manusia. Tak hanya
leher rahim, tapi juga mulut, tenggorokan dan alat kelamin. Sebanyak 90
persen kanker serviks disebabkan dua tipe HPV yakni HPV 16 dan HPV 18.
Dalam beberapa kasus infeksi HPV yang bukan menyerang leher rahim,
pasien seringkali tak menyadarinya. Ini karena virus hilang sendiri
dalam satu sampai dua tahun.
0 komentar:
Posting Komentar