Cara perawatan vagina adalah juga termasuk perawatan tubuh yang
hendaknya kita lakukan dengan rutin, karena Vagina adalah organ wanita
yang sangat sensitif dan memerlukan perawatan yang tepat agar tetap
nyaman dan sehat. Perawatan vagina yang salah hanya akan meningkatkan
risiko terhadap infeksi dan berbagai penyakit menular seksual.
Berikut 7 kesalahan yang sering dilakukan wanita dalam merawat vaginanya, seperti dilansir everydayhealth, antara lain:
1. Salah dalam mengobati infeksi pada vagina
Ketika vagina terasa gatal dan keluar cairan vagina dalam debit yang
tinggi, kebanyakan wanita menganggap hal itu disebabkan oleh infeksi
jamur dan menerapkan krim anti jamur yang dapat diperoleh di apotek.
Tetapi kondisi tersebut dapat disebabkan oleh masalah lain.
Ada beberapa kondisi yang paling umum terjadi pada vagina, yaitu
Bacterial Vaginosis (BV) yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri
berlebih di vagina dan trichomoniasis, infeksi menular seksual.
Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala serupa dengan infeksi
jamur, sehingga sangat penting untuk memastikan penyebab gatal pada
vagina sebelum mengobatinya. Jika tidak diobati, BV dapat menyebabkan
penyakit radang panggul, dan baik BV maupun trichomoniasis dapat membuat
wanita lebih rentan terhadap penyakit menular seksual.
Jangan mengobati penyakit sebelum Anda benar-benar memastikan penyebab
penyakit tersebut agar tidak terjadi kesalahan pengobatan. Konsultasikan
kondisi Anda k dokter untuk memperoleh pngobatan yang tepat.
2. Menaburkan bedak tabur pada vagina
Kebanyakan wanita yang menerapkan bedak tabur atau bedak bayi pada
daerah di sekitar vagina beralasan bahwa hal tersebut dapat membuat
vaginanya lebih segar. Hal ini sebenarnya tidak berbahaya karena hanya
persoalan kebersihan saja.
Tetapi menurut penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan
American Association for Cancer Research tahun 2011, kebiasaan tersebut
dapat meningkatkan risiko kanker ovarium invasif hingga sekitar 30
persen.
Penggunaan jangka panjang dari bedak tabur pada vagina akan meningkatkan
risiko 2 kali hingga 3 kali lipat. Peneliti berspekulasi bahwa bedak
bisa menyebar ke saluran kelamin dan menciptakan reaksi inflamasi.
Untuk mencegah risiko tersebut, lebih baik hindari pemakaian bedak tabur
pada vagina. Jika daerah di sekitar vagina Anda sangat rentan terhadap
keringat, gunakan pakaian katun dan hindari memakai celana terlalu
ketat.
3. Terlalu sering mengenakan panty liner
Terlalu sering menggunakan panty liner juga dapat menyebabkan infeksi
dan iritasi oleh bakteri atau jamur. Panty liner didukung oleh bahan
plastik di bagian bawahnya yang mencegah udara mengalir dengan bebas
sehingga menahan panas dan keringat.
Selain itu, gesekan konstan antara vagina dan panty liner dapat
menyebabkan iritasi vulva. Bila Anda tetap ingin menggunakannya dengan
alasan cairan vagina yang berlebihan, gantilah panty liner setidaknya
setiap empat jam.
4. Melupakan latihan kegel
Latihan kegel sangat diperlukan untuk selama hamil atau setelah
melahirkan untuk mengencangkan otot vagina. Lakukan latihan kegel secara
rutin, karena melupakan latihan dapat meningkatkan risiko inkontinensia
di kemudian hari.
Inkontinensia adalah ketidakmampuan mengandalikan pembuangan air seni,
yang lebih mungkin menyerang wanita di usia yang lebih tua. Menurut
sebuah survei yang dilakukan oleh University of Washington,
inkontinensia urin mempengaruhi lebih dari 40 persen wanita berusia 40
tahun dan hampir separuh dari semua wanita di atas usia 50 tahun.
Masalah terjadi ketika otot-otot di daerah panggul menjadi lemah karena
masalah seperti kehamilan, melahirkan, menopause, atau berat badan yang
berlebihan, sehingga dapat menyebabkan kebocoran urin ketika sedang
berolahraga, batuk, atau tertawa.
Latihan kegel dapat memperkuat otot-otot vagina yang lemah dan mencegah
atau memperbaiki gejala. Lakukan latihan sebanyak tiga set 12 sampai 15
kali dalam sehari.
5. Anda mengabaikan siklus menstruasi
Waspadalah jika siklus mentruasi menjadi lebih berat dari biasanya atau
lebih sering, seperti terjadi setiap 2 minggu, dan pendarahan di antara
periode menstruasi atau setelah bercinta. Perdarahan berat dapat menjadi
tanda tumbuhnya tumor jinak dalam rahim, anemia, masalah hormon seperti
sindrom ovarium polikistik, atau kanker rahim.
Jangan mengabaikan siklus menstruasi Anda dan konsultasikan dengan
dokter sesegera mungkin jika Anda menemukan hal yang tidak biasa terjadi
selama menstruasi.
6. Melewatkan pemakaian kondom
Orang dewasa di atas usia 40 tahun kadang melewatkan penggunaan kondom
ketika berhubungan dengan alasan tidak lagi berisiko terhadap kehamilan
di luar rencana. Tetapi dengan melewatkan kondom berarti Anda juga
melewatkan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
Penyakit seperti klamidia dan sifilis terus meningkat di antara orang di
atas usia 40 tahun, yang disebabkan tidak adanya pengaman ketika
berhubungan seks. Bisa jadi pasangan telah tertular penyakit menular
seksual karena bergonta-ganti pasangan atau kontaminasi jarum suntik.
7. Menghindari pemeriksaan dokter
Menurut pedoman terbaru dari American College of Obstetricians dan
Gynecologists, perempuan usia 30 tahun dan lebih tua harus menjalani tes
Pap setiap 3 tahun sekali. Tapi Anda juga harus mendapatkan pemeriksaan
tahunan terhadap kondisi rahim, payudara, dan panggul untuk membantu
mendeteksi masalah kesehatan serius seperti kanker, kista ovarium, dan
fibroid
0 komentar:
Posting Komentar